"Seno yaa? Kutu buku.
Terus ya, kalo ngomong irittttt bangettt. Lo ngoceh dari Sabang ampe
Marauke pun, jawaban dia itu cuman satu kata. Heran gue, emaknya ngidam
apaan waktu ngandung dia?"
Tampan gak?
"Tampang ya boleh boleh lah dibawa kondangan, wkwk..."
- Diandra Ayura Said.
♡♡♡
Dian itu gimana sih No?
"Jutek. Lasak. Tomboy. Gak bisa diam. Bodoh!"
Cantik gak no?
"Gak!"
-Arseno Giandra Putra
♡♡♡
"No, lo dimana? Tolongin gue dong no. Gue lagi dalam masalah nih.." suara Diandra terdengar berbisik.
Kernyitan kecil muncul di dahi mulus Seno. Cowok itu tampak memperbaiki letak kacamatanya.
'Pasti ada yang gak beres, lagi nih..' batin cowok itu.
"Gue dirumah. Lo sekarang ada dimana di? Tanya Seno.
"Tempat biasa No.
Tapi, tiba-tiba polisi dateng. Plisss tolongin gue no. Gue gak mau
ketangkep lagi. Bisa abis gue dibuat Bunda. Pliss no.." suara Diandra terdengar memohon.
Seno menghela nafasnya. Selalu saja seperti ini. Diandra berulah, kena masalah dan meminta bantuan kepada Seno.
"Tunggu gue 10 menit lagi. Sembunyi ditempat biasa.." Dan, Seno selalu menyelamatkannya.
"Okok no. Makasih ya cinta. Love you..." Suara Diandra terdengar ceria, Seno hanya menjawabnya dengan gumaman tak jelas.
Jantung cowok itu berdetak cepat, selalu seperti itu. Padahal Diandra sudah sering mengucapkan kata cinta
untuknya. Dan, tak pernah benar-benar serius dengan ucapannya. Tapi,
cowok itu tak pernah bisa menghentikan detakan terlalu cepat di
jantungnya.
"Ya, kalo gak deg-degan, mati dong gue.." Seno menghela nafasnya.
Oh, dan pipinya tampak sedikit memerah.
Arseno malu.
♡♡♡
"Lo bisa gak sih, diam
dirumah? Lo itu anak gadis di! Kalo lo kenapa-napa gimana? Ini kali
terakhir gue nolongin lo" Diandra hanya dapat memutar kedua matanya
mendengar ocehan sahabatnya.
Sesuai janji, Seno
datang sepuluh menit kemudian bersama Sensen, vespa putih Seno. Dan,
Diandra lah yang telah memberi nama kepada benda kesayangan Seno itu.
"Iya iya Nono sayang.
Aku ngerti kok, janji ini yang terakhir.." Diandra mengeluarkan jurus
andalannya. Suara lembut disertai panggilan sayangnya untuk Seno. Seno
hanya bisa menghela nafasnya. Diandra selalu berjanji ini yang terakhir,
dan gadis itu selalu mengingkarinya.
'Untuk minggu ini ya no..' sambung cewek itu dalam hati.
"Lo gak tau, seberapa khawatirnya gue sama lo, bodoh!" gumam Seno pelan.
"Lo bilang sesuatu no?"
tanya Diandra yang merasa mendengar Seno sedang bicara. Seno hanya
menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Diandra mengangkat bahunya acuh, kemudian memilih menyandarkan kepalanya dibahu cowok itu. Seno hanya bisa menghela nafasnya.
"Bangunin gue kalo udah
sampe ya no.." ucap Diandra pelan namun, masih dapat didengar oleh Seno.
Cowok itu tak menjawab, dia lebih sibuk mengatur detakan jantungnya
yang terasa diatas kecepatan normal.
'Wih.. mudah-mudahan Diandra gak denger suara jantung gue...'
♡♡♡
TBC..
Hai, ini cerita pertama
aku yang aku berani publishin. Jujur, aku udah lama banget gak nulis
cerita. Dan, semoga ini gak terlalu mengecewakan.
Makasih yang udah nge read, share or comment. Aku lagi sangat-sangat butuh saran..
Maaf kalo kependekan, untuk permulaan SenDra, segini dulu kayaknya.
Oiya, follow me on Wattpad : @Delvinn_A
Thank You,
XOXO♡
Vin~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar