Minggu, 09 Oktober 2016

Dear You || Prolog

 




Medan, 2020

Hidup itu bagaikan roda, terkadang kau berada diatas dan terkadang kau berada dibawah. Aku pernah merasakan bagaimana rasanya ketika roda kehidupan ku berada di atas, dan pernah pula merasakan ketika roda berputar membuat ku berada di bawah. Meski tak sampai dalam taraf terpuruk. Aku akan membagi sedikit pengalaman hidup ku pada kalian. Itupun, jika kalian berkenan membacanya. Semoga kalian dapat mengambil sebuah pelajaran dari sedikit kisah hidupku. Selamat membaca..:)



*   *  *  *

Jakarta, 2014


"Hai, Perkenalkan nama saya Qynasha Arkia Bahri. Kalian bisa memanggil saya Nasha atau Kia. Saya pindahan dari Medan.." Aku berusaha memberikan senyum terbaik ku kepada mereka. Ya, mereka, yang akan menjadi teman baru ku disini. Itupun, jika ada yang mau berteman dengan ku.

"Baiklah Nasha, kamu boleh duduk. Silahkan dudul di..." Bu Dea tampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas, mencoba mencari tempat duduk yang masih kosong.

"Ahh disana. Disebelah Deo. Deo, kursi di sebelah kamu kosong kan?" Bu Dea tampak bertanya kepada lelaki yang duduk dibangku urutan no dua dari belakang di barisan pinggir dekat pintu masuk kelas.


"Saya duduk sama Adky bu.." lalu cowok itu bangkit dari duduknya dan berjalan kearah meja dibarisan sebelah dan terletak paling belakang. Sejenak cowok tadi tampak berbicara dengan seorang cewek disana, lalu cewek itu bagkit dari duduknya dan berjalan ke arah meja cowok tadi pertama duduk. Wajahnya tampak tertekuk. Aku hanya bisa menatap bingung ke arah cowok tadi. Apa dia secara tak langsung menolak duduk sebangku dengan ku?

"Baiklah Nasha, kamu bisa duduk disebelah Gea.." Bu Dea menunjuk kearah yang tadinya meja cowok bernama Deo,  dan sekarang telah digantikan oleh seorang cewek yang bernama Gea. Aku mengangguk kemudian mulai melangkah ke arah meja baru ku.

"Hai.." aku mencoba menyapa teman sebangku dengan ramah. Namun, Gea hanya acuh dengan sapaan ku dan memilih menatap ke arah depan. Aku pun hanya bisa mengangkat bahu ku dan mulai berusaha konsentrasi ke arah Bu Dea yang sudah mulai mengajar.

Well, ku pikir ini tidak akan mudah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar